Siang yang terik itu takkan menjadi penghalang bagi ku untuk mengayuh sepeda. Sambil bersiul-siul kecil ditambah dengan bunyi bel sepeda yang akan menambah kesan riang pada diriku saat ini. Sepeda yang baru tadi pagi dibelikan oleh kak itachi padaku. Dalam keranjang coklat yang dipasang tepat di atas lampu depan sepeda, terdapat seikat buket bunga mawar putih segar yang siap untuk diantarkan ke tempat si pemesan. Hari ini,aku memang sedang senggang. Tak ada kegiatan apapun di rumah maupun disekolah
Sapaan dari beberapa orang di sekitar kompleks perumahan Yellow Lily itu sedikit menambah semangatku dalam mengayuh sepeda. Padahal jalanannya sudah menanjak begitu tapi aku tetap saja tersenyum meskipun rasa lelah karena terus saja bersepeda sejauh lebih dari tiga kilometer. Tak lupa juga dengan tas biola yang melekat di punggungku.
Hari ini rencananya kak itachi mau mengajariku bermain biola dirumah kak ino. Hanya saja karena saat aku melintas didepan toko bunga milik Hinata kulihat gadis cantik itu sedang kerepotan dengan pesanan-pesanan bunga yang banyak sementara Nedji kakaknya sedang ada urusan dikampus. Aku hentikan laju sepedaku sebentar, mungkin aku bisa sedkit membantunya....
Setelah beberapa saat akhirnya satu persatu orang meninggakan toko bunga itu dengan perasaan puas...
“ ah..hikari...terima kasih ya bantuannya dan maaf merepotkan” katanya sambil tersenyum
“ tidak usah sungkan..kita kan berteman..” kataku segera meraih seperdaku diparkiran
“ kalo begitu aku pergi dulu ya “ pamitku lalu mulai mengayuh sepedaku. Setelah membantu menerima pesanan sekarang aku membantu mengantar buket bunga ini kesebuah rumah didekat danau didaerah perumahan yellow lily yang kebetulan aku memang sedang menuju kesana karena rumah kak ino memang didaerah itu.......jadi searah....
“ hah...bersepeda rupanya asik juga...” kataku tersenyum-senyum. Masih ingat jelas tadi kak itachi sempet melarangku bersepeda sendiri karena dia cemas aku terluka. Tapi setelah memastikan semuanya akhirnya dia membiarkanku bersepeda sendiri....
Ku hentikan laju sepedaku didepan sebuah rumah bergaya victoria dngan cat biru yang mendominasi, tidak terlalu besar sih. Tapi cukup megah...
Kulihat catatanku..
“ Perumahan Yellow Lily blok 13, no 9”
Rumah itu cukup sepi..kuberanikan diriku membuka pintu gerbangnya. Setelah menyandarkan sepedaku, aku segera menaiki beberapa tangga kecil.....tidak ada bel....
“ uh..bagaimana mungkin rumah semegah ini tidak memiliki bel....” kataku
Kuketuk pintu...sepi..tidak ada suara...
Tapi tiba-tiba terdengar alunan sebuah piano dari dalam rumah....dan tak lama pintu terbuka...
Seorang laki-laki berambut pirang, poninya panjang menutupi sebelah wajahnya yang cukup tampan. Senyum terkembang diwajahnya...
“ maaf..cari siapa,un?” tanya orang itu masih dengan senyumnya yang mampu menghipnotis setiap cewek yang melihatnya
“ oh..maaf..aku Cuma mau mengantarkan bunga ini saja...” kataku mengulurkan tanganku. Suara piano itu terdengar lebih keras saat pintunya terbuka, aku sempat melihat siapa yang memainkan piano itu. Tapi tidak jelas, hanya punggungnya saja
Mungkin cowok itu menyadari kebengonganku...
“ itu temanku....dia pandai kan bermain piano?” kata cowok itu
“ oh....” aku tersadar dari lamunanku..tiba-tiba kurasakan sakuku bergetar. Kuraih ponselku..
“ kak itachi sms”
From : Itachi
To : hikari
Kamu dimana? Cepat datangnya....kakak tunggu
Setelah memberikan buket bunga itu pada orang yang kupikir si empunya rumah dan membalas sms kak itachi, aku segera berpamitan
“ ehm....”
“ deidara....” kata orang itu
“ ya?”
“ namaku deidara....” katanya lagi
“ oh...kak dei, aku pulang dulu ya. Aku ada urusan” kataku segera berjalan menuju sepedaku “ bye..” kataku dan segera mengayuh sepedaku sekencang-kencangnya
“ hai...siapa nama kamu..?” teriak deidara “ ah..dia sudah pergi....benar-benar gadis yang cantik dan menarik” gumam deidara
Segera dia menyambar bunga yang tadi sempat diletakkannya dimeja dan membawanya masuk
“ ini bunga milikmu,un...?” deidara memberikan bunga itu pada cowok yang bermain piano tadi, cowok itu menghentikan permainannya dan menoleh kearah deidara sambil tersenyum
“ oh..sudah datang ya....makasih ya...aku tidak mendengar ada yang datang” kata cowok itu menerima buket mawar itu
“ kamu terlalu tenggelam dalam permainan pianomu..” jawab deidara langsung ngeloyor meninggalkan cowok itu
“ oh iya saso..? apa kamu tau siapa nama cewek pengantar bunga itu, un?” tanya deidara pada cowok yang dipanggilnya saso itu
Sasori menoleh...
” kalo gak salah namanya Hinata...kenapa?” jawab sasori ngasal
“ jadi namanya hinata...” gumam deidara dan segera berlalu kebelakang, tapi tak lama dia sudah muncul lagi sambil membawa dua gelas minuman dingin. Diberikannya 1 kepada sasori yang sedang menaruh bunga itu didalam sebuah vas
“ letakkan saja disitu..” tunjuk sasori dengan ekor matanya. Deidara meletakkan gelas itu dan segera duduk
“ aku heran padamu,un...” deidara membuka percakapan, sementara sasori hanya meliriknya sebentar “ kenapa kamu selalu suka dengan mawar putih...itu kan aneh sekali,un..” kata deidara masih memperhatikan kesibukan sasori, sasori hanya tersenyum
“ apanya yang aneh....?” tanya sasori
“ kamu itu kan laki-laki, un...masak suka dengan bunga, kayak cewek saja...” gerutu deidara. Sasori lagi-lagi hanya tersenyum kemudian melangkah kesudut ruangan dan meletakkan vas itu diatas sebuah meja. Kemudian dia kembali keruang tamu dan duduk disebelah deidara yang kini sibuk dengan ponselnya
“ bunga itu adalah bunga favorit seseorang yang sangat berarti bagiku..” gumam sasori
“ apa,un?” tanya deidara menutup ponselnya
“ ah sudahlah tidak apa-apa...hari ini aku ingin kesebuah tempat kamu mau ikut..?” tanya sasori, deidara langsung menggeleng
“ kamu paling akan ketempat kakek jiraiya kan,un..aku gak mau. Paling-paling kamu hanya akan diam didepan piano tua miliknya..ah itu membosankan...” kata deidara. Sasori tersenyum
“ baiklah...aku pergi sekaraang,un...” kata sasori tersenyum meninggalkan deidara yang langsung melotot
“ oi..saso...tu kan trademark gw,un..loe berani-beraninya memakai trademark gw..gw bom pake C4 nanti loe (cie...mang neh cerita naruto pa make c4 segala..)....” teriak deidara gara-gara kata “un” yang jadi trademarknya dipake sasori
Sementara itu...
“ hosh..hosh...maaf aku telat...” kataku dengan nafas ngos-ngosan
“ kamu kenapa kayak habis lari ratusan kilometer?” tanya kak ino memberikanku tissue dan kak itachi memberiku air. Dalam 2menit gelas itu sudah kosong
“ tadi aku membantu hinata ditokonya makanya aku terlambat....” jawabku masih dengan nafas ngos-ngosan
“ ya sudah..kamu istirahat saja dulu..” ujar kak itachi. Aku mengangguk.....
1jam kemudian..
“ ah..ayo mulai latihannya..” kata kak ino mengambil posisi didepanku dan mengambil biolanya. Perlahan-lahan dia menggesek senar biola itu, tak lama muncul nada-nada yang indah....
“ uwa..kak ino memang paling jago maen biola..” teriakku kagum
“ sekarang giliran kamu hikari..” kata kak itachi
“ ah..aku masih belum pinter” jawabku dengan pipi merona malu tapi mulai menggesek biolaku perlahan...
“ ah...akan lebih indah jika dipadukan dengan piano...” gumam kak itachi
-------------------
“ Hikari....” teriak nagato. Kulihat dia berlari-lari kearahku
“ kamu kenapa lari-lari begitu sih nagato..?” tanyaku kearah nagato
“ kamu mau kemana? Temani aku sebentar ya...” kata nagato
“ tapi aku mau kerumah kakek jiraya....” kataku
“ ah..kerumah kakek jirayanya nanti saja...sekarang temani aku saja ya..penting nih” kata nagato dengan majah memelas. Aku melihatnya lalu mengangguk....
“ jreeeng...jreeng....”
“ ini apanya yang penting sih nagato...” kataku menahan dongkol
“ oh ini penting sekali...hari ini aku sangat ingin makan es krim. Kalo tidak dituruti aku bisa ngiler. Kan bahaya tuh..” jawab nagato sambil memasukkan sesendok es krim kedalam mulutnya
Dasar brengsek..kupikir dia mau mengajakku kemana. Ternyata dia hanya ingin ditemanin makan es krim....
Dengan masih kesal aku makan es krim milikku...
Nagato memandangku...
“ maafkan aku hikari...aku hanya mencemaskanmu. Aku yakin kamu belum siap bertemu dengannya...” kata nagato dalam hati. Nagato menunduk etringat percakapannya dengan kak itachi ditelp tadi
“ nagato, halangi hikari kerumah kakek jiraya..” kata kak itachi di telp dengan cemas
“ kenapa?’ tanya nagato
“ karena disana ada sasori..jangan biarkan hikari bertemu sasori” jawab kak itachi mantap
Segera saja nagato menutup telp dan berlari mengejarku....
Jam 3
“ hah semua ini gara-gara kamu nagato..kakek jadi tidak ada dirumah kan..” ujarku kesal pada nagato yang hanya nyengir
“ maaf...” ucapnya membuatku tidak bisa marah dengannya
“ lebih baik kita pulang yuk....” ajakku
--------------------------------
“ uwah bagus banget lukisannya..ah jadi malu. Apa aku memang secantik ini?” teriak azula saat melihat lukisan pemberian Sai. Lukisan itu adalah lukisan wajahnya yang dibuat oleh Sai untuknya.
“ ah tentu saja kamu tidak secantik itu..” jawab Sai ringan
“ apa? Jadi kamu mau bilang aku jelek..?’ teriak azula mengeluarkan pelototan mata kodoknya kearah Sai
“ ahahahaha..bukan begitu juga. Maksudku kamu memang tidak secantik lukisan itu karena kamu lebih cantik lagi...” kata sai tersenyum tipis tapi mampu membuat semburat merah muncul dikedua pipi azula yang langsung berlari kearah sai dan memeluknya
Wajah mereka mendekat....
“ ehem...” itachi tiba-tiba mendehem membuat sai dan azula salah tingkah dan sedikit menjauh
“ kalian berdua kira-kira dunk kalo mau kissu-kissu..ni kan dikamar gw..” kata itachi
Sai menyentuh belakang kepalanya, sementara azula hanya tersenyum
“ aih...kak itachi ni yang gak paham dengan keadaan..maen masuk aja..” balas azula
“ aish..kenapa malah kamu yang jadi sewot..” kata itachi tertawa..
“ mana hikari..? dari tadi aku tidak melihat dia..?” tanya sai mengalihkan perhatian
“ biasa..dimana lagi kalo bukan dirumah depan..” kata azula melirik kearah rumah nagato
Kak sai ber”oh” ria.....
“ tapi kak, ngomong-ngomong apa tidak apa-apa tu mereka didalam rumah itu? Kan dirumah itu tidak ada siapa-siapa? Didalam rumah hanya berdua” goda azula
“ apa maksudmu?” tanya itachi
“ ah kak itachi gak usah sok bego dah..mereka berdua kan sama-sama sudah dewasa. Trus mereka hanya didalam rumah berdua...apa tidak mencurigakan. Gimana kalo mereka berdua.....” azula membesarkan matanya melihat itachi yang wajahnya penasaran
“ kakak tau sendiri kan yang namanya punya pemikiran dirinya sudah dewasa kadang egonya tinggi..sapa tau mereka.........” azula masih saja menggoda itachi
“ ah..gak mungkin hikari begitu..” kata itachi
“ hikari mungkin tidak..tapi gimana dengan nagato. Dia kan laki-laki tu...dia pasti leleh jika lihat hikari....” tambah Sai
“ aish..kalian ini. Aku gak percaya nagato seperti itu...lagipula bukannya nagato itu adikmu Sai, kenapa kamu malah mikir yang seperti itu” kata itachi mencoba menenangkan diri tapi terlihat guratan cemas diwajahnya
“ bagaimana jika itu beneran terjadi...?” tanya itachi dalam hati dan segera saja dia keluar kamar dan menuju rumah nagato didepan diikuti sai dan azula yang cekikikan
“ dasar kak itachi...dia terlalu memperhatikan hikari” kata azula
Sampai didepan rumah nagato saat itachi hendak memencet bel tiba-tiba terdengar suara dari dalam rumah
“ aduh nagato...auw.sakit. pelan-pelan kenapa sih...” terdengar rintihan dari dlaam rumah, sontak saja membuat ketiga orang diluar saling pandang. Wajah ketiganya memucat, terlebih itachi dia sangat pucat
“ sst..jangan berisik. Berdarah lagi kan..” gerutu nagato
“ tapi ini bener-bener sakit”
“ jangan bergerak terus..coba diangkat sedikit lagi....”
“ huwah..apa yang mereka lakukan..kenapa hikari merintih kesakitan seperti itu” kata azula memeluk lengan sai erat-erat. Sai menggeleng
“ itachi, apa mereka berdua....?” sai berhenti bicara saat melihat ekspresi itachi memerah geram. Langsung saja dia menggedor-gedor pintu rumah nagato dengan keras....
“ nagato buka pintu...” teriak itachi snagat menakutkan
“ hah..ada kak itachi, bagaimana ini..” terdengar suara dari dalam
Tak lama pintu terbuka, dari dalam rumah menyembul kepala merah milik nagato. Kemudian nagato mucul dengan bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek....
“ kak itachi, kak sai, azula...ada apa kalian datang kemari?” tanya nagato. Dari nada suaranya dia terlihat gugup dan seperti menyembunyikan sesuatu
“ hah...a..a..apa..yang....?” azula melotot melihat pemandangan didepannya
“ mana hikari..?” bentak itachi
“ hikari..dia...” wajah nagato memucat
“ hikari...dia.....”
“ heh..brengsek..! apa yang kamu lakukan padanya...” teriak itachi
To be continue
---------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar